laporan putri
LAPORAN
PRAKTIKUM
MIKRO
BIOLOGI DAN PARASITOLOGI
PEWARNAAN
LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG
DI
SUSUN OLEH
NAMA
: Putri Janur Aini
NIM
: 1113026
KELOMPOK
: 1 ( satu )
GELOMBANG
: 2 ( dua )
Dosen
pembimbing : Larasita Rakhmi Utari,
S.Farm,APT.
AKADEMI
FARMASI AL-ISLAH CILEGON
2014
– 2015
Percobaan
VI
Pewarnaan langsung dan tidak langsung
A.
Tujuan
-
Agar
mahasiswa dapat mengenal dan melakukan salah satu pewarnaan terhadap bakteri
untuk membantu dalam mempelajari morfologi struktur sifat-sifat bakteri dan
juga membantu dalam melakukan identifikasi bakteri.
-
Untuk mengetahui
larutan pewarna yang digunakan pada percobaan pewarnaanUntuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi pewarnaan bakteri
B.
Dasar
teori
Mikroorganisme sulit di lihat dengan mikroskop cahaya karena tidak
mengadsopsi ataupun membiaskan cahaya. Alasan inilah menyebabkan zat warna di
gunakan untuk mewarnai organisme ataupun latar belakangnya. Zat warna
mengadsorpsi dan membiaskan cahaya sehingga kontras mikro organisme di
sekelilingnya di tingkatkan. Pewarnaan yang di gunakan untuk melihat salah satu
struktur sel di sebut pewarnaan khusus. Sedangkan pewarnaan yang di gunakan
untuk memilihkan mikroorganisme di sebut pewarnaan diferensial yang memilihkan
bakteri menjadi kelompok gram positif dan gram negatif.
(
Dwiddjoseputro.1998 )
Pengenalan bentuk mikroba ( morfologi ),
kecuali mikroalgae harus dilakukan pewarnaan terlebih dahulu agar dapat diamati
dengan jelas. Tujuan dari pewarnaan adalah untuk mempermudah pengamatan bentuk
sel bakteri, memperluas ukuran jasad, mengamati struktur dalan dan luar sel
bakteri dan melihat reaksi jasad terhadap pewarna yang di berikan sehingga
sifat fisik atau terhadap pewarna yang di berikan sehingga sifat fisik atau
kimia jasad dapat di ketahui.
( Hadiutomo,1990 )
Untuk pewarnaan yang mengamati morfologi sel mikroorganisme maka seringkali
setelah pembuatan preparat ulas dilakukan fiksasi diikuti oleh pewarnaan.
Fiksasi dapat dilakukan dengan cara melewatkan preparat diatas api atau
merendamnya dengan metanol. Fiksasi digunakan untuk :
1. Mengamati
bakteri oleh karena sel bakteri lebih jelas terlihat setelah diwarnai
2. Melekatkan
bakteri pada glass objek
3. Mematikan
bakteri
Pada pewarnaan sederhana hanya digunakan satu macam zat warna untuk
meningkatkan kontras antara mikroorganisme dan sekelilingnya. Lazim, prosedur
pewarnaan ini menggunakan zat warna basa seperti seperti crystal violet, biru
metilen, karbol fuchsin basa, safranin atau hijau malakit. Kadang kala
digunakan zat warna negatif untuk pewarnaan sederhana : zat warna asam yang
sering digunakan adalah nigrosin dan merah kongo
(Lay.1994).
Agar memperoleh hasil pewarnaan yang
baik,yang diperhatikan faktor-faktor berikut ini :
1.
Kaca objek harus bersih dan bebas lemak
2.
Umur biakan 18-24 jam
3.
Tebal tipisnya preparat
Ada beberapa jenis pewarnaan yaitu :
1. Pewarnaan negatif yaitu pewarnaan
dengan memakai zat warna negrosin atau tinta bak
2. Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan
yang hanya menggunakan 1 macam zat warna. Misal,zat warna metilan biru atau
kristal violet
3. Pewarnaan diferensial yaitu pewarnaan
yang menggunakan lebih dari 1 macam zat warna. Misal,pewarnaan gram dan
pewarnaan tahan asam
4. Pewarnaan khusus yaitu pewarnaan yang
di pakai untuk mewarnai bagian-bagian sel bakteri yang tidak bisa di warnai
dengan pewarnaan biasa. Contoh : pewarnaan spora.
(Anonim,2014)
C.
Alat dan bahan
·
Alat
|
·
bahan
|
1. Cotton bud
2. Pipet
3. Bunsen
4. Kaca objek
5. Mikroskop
|
1. flora normal pada bahan mulut
2. inokula dalam media cair
3. kristalviolet
4. Aquades
5. nigrosin
|
D. Cara kerja
·
Pewarnaan
langsung
Di usapkan
mulut bagian dalam dengan cotton bud steril
Di usapkan pada kaca objek, keringkan
dan dan fiksasi
Di warnai dengan metilen bin t : 30s
Di basuh kelebihan metilen biru dengan air
sehingga tidak berwarna
Di keringkan dan di amati di bawah mikroskop
·
Perwarnaan
tidak langsung
Di tuangkan setetes tinta bak di
bagian tepi kaca objek
Di teteskan mikroba pada bagian atas
tinta bak
Di campurkan
Di sebarkan campuran dengan berbagai
tekanan sehingga di peroleh daerah gelap dan terang pewarnaan tidak terlali
tebal
Di Keringkan dan amati di bawah mikroskop
E. Hasil pengamatan
Tabel hasil pewarnaan
NO
|
Tekhnik
pewarnaan
|
Pengamatan
|
1
|
Pewarnaan sederhana
|
Keterangan
-
Pembesaran
400
-
Berwarna
ungu
-
Berbentuk
basil
|
2
|
Pewarnaan negatif
|
Keterangan
-
Pembesaran
400
-
Berwarna
kuning
-
Berbentuk
coccus
|
F. Pembahasan
Pewarnaan sederhana yaitu pewarnaan dengan
menggunakan satumacam zat warna dengan tujuan hanya untuk melihat bentuk sel
bakteri dan untuk mengetahui morfologi dan susunan selnya . pewarnaan ini dapat
menggunakan pewarnaan basa pasda umumnya antara lain kristal violet , metylen
blue , karbol , fuchsin , dan safranin
Pewarnaan negatif yaitu pewarnaan yang
ditujukan terhadap bakteri yang sulit diwarnai, dimana bakterinya tidak diwarnai
melainkan latar belakangnya, metode pewarnaan negatif merupakan suatu metode
perwarnaan umum, dimana digunakan larutan zat warna yang tidak meresap ke dalam
sel-sel bakteri melainkan melatar belakangi sehingga kelihatan atau
nampak sebagai bentuk-bentuk kosong tak berwarna(negatif)
Prinsip pewarnaan negatif yaitu suatu metode
pewarnaan tidak langsung dimana digunakan larutan zat warna yang tidak meresap
kedalam sel bakteru melainkan ke dalam latar belakangnya
Fuchsin carbon, merupakan campuaran fuchsin
fenol dan dasar yang digunakan dalam prosedur pewarnaan bakteri. Hal ini
umumnya digunakan dalam pewarnaan mikrobkateria karena memiliki ketertarikan
untuk asam mycolic yang ditemukan di dinding sel mikroba, carbol fuchsin juga
digunakan sebagai antiseptik tropikal
Fiksasi adalah suatu metode persiapan untuk
menyiapkan suatu sampel agar tampak realistik dengan menggunakan grutaldehid
dengan proses pemabakaran. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan
melekatkan sel bakteri pada objek glass tanpa merusak struktur selnya,
(Lay.1994)
proses
pewarnaan ini harus dengan gelas objek yang bersih. Pembersihan ini di lakukan
supaya gelas objek bebas lemak dan debu. Pembersihan biasa nya menggunakan
alkohol. Setelah di cuci kemudian di beri
satu tetes aquadest pada permukaan gelas objek. Bakteri murni di ambil
dan di ratakan di atas kaca objek. Pengambilan bakteri tidak di ambil terlalu
banyak karena jika terlalu banyak akan sulit di ratakan dan apabila bakteri
tidak dapat di ratakan tipis – tipis maka bakteri akan tertimbun. Hal ini akan
mengakibatkan pemeriksaan bentuk nya satu per satu menjadi tidak jelas.
Apabila sudah kering di lakukan fiksasi dengan
cara melewatkan di atas nyala api. Proses fiksasi dilakukan supaya bakteri
benar- benar melekat pada kaca objek, sehingga olesan bakteri tidak akan
terhapus apabila dilakukan pencucian. Yang perlu di perhatikan dalam proses
fiksasi adalah bidang yang mengandung bakteri di jaga agar tidak terkena api.
Setelah di lakukan fiksasi kemudian di tetesi
dengan kristal violet selama 30 detik kemudian di cuci dengan air mengalir dan
di biarkan sampai kering dengan cara di dinginkan dan pencucian dengan air
bertujuan dengan bentuk mengurangi kelebihan zat pewarna dan kristal violet.
Prinsip pewarnaan sederhana
didasarkan pada zat warna yang digunakan hanya terdiri dari satu zat yang
dilarutkan dalam bahan pelarut yang merupakan suatu cara yang cepat untuk
melihat morfologi bakteri secara umum.
(Dwidjoseputro.1998).
Crystal violet atau ungu gentian adalah
pewarna triarylmethane. Pewarna ini digunakan sebagai histologis noda dalam
metode gram klasifikasi bakteri. Crystal violet memiliki sifat sifat anti
bakteri, jamur dan obat cacing, dan sebelumnya penting sebagai antiseptik
topikal
Safranin dalah noda biologis yang digunakan
dalam histologi dan sitologi. Safranin digunakan sebagai conterstain dalam
beberapa protokol pewarnaan. Mewarnai seluruhinti sel darah merah. Ini adalah
counterstain klasik dalam gram stain. Hal ini juga dapat digunakan untuk
deteksi tulang rawan, musin dan butiran sel mast. Safranin biasanya memilki
struktur kimia. Ada juga trimetil safranin kedua senyawa berperilaku dasarnya
identik dan aplikasi pewarnaan biologi dan kebanyakan prosedur safranin tidak
membedakan diantara keduanya. Persiapan safranin komersial sering mengandung
campuran dari kedua jenis. Safranin juga digunakan sebagai indikator redok
dalam kimia analitik
(Sutedjo,1991).
Nigrosin adalah campuran dari pewarna sintesis
hitam yang dibuat dengan memanaskan campuran nirobenzena, anilin, dan
hidroklorida. Industri utamanya adalah sebagai pewarna untuk lak, pernis, dan
tinta penanda pena. Didalam biologi, nigrosin digunakan untuk pewarnaan negatif
bakteri. Bentuk dan organisme yang terlihat sebagai warna bebas menguraikan
terhadap latar belakang gelap. Keuntungan dari menggunakan metode ini daripada
noda positif biasa seperti fuchsin, metilen blue, atau carbol, ialah bahwa
fiksasi sebelumnya oleh panas atau alkohol
tidak
diperlukan sehingga organisme terlihat. Selain itu pewarnaan negatif dengan
nigrosin dapat mengungkapkan beberapa mikroorganisme yang tidak dapat diwarnai
dengan metode biasa.
Minyak
imersi merupakan teknik yang digunakan pada saat kita akan mengamati bakteri
mikroskopik dengan perbesaran yang besar (10x100 misalnya). Bahan yang
digunakan saat melakukan teknik tersebut adalah minyak imersi. Teknik tersebut
dilakukan dengan cara mengoleskan minyak di lensa objektif dan bakteri yang
akan kita amati. Minyak imersi memiliki indeks refraksi yang tinggi
dibandingkan dengan air atau udara sehingga objek yang kita amati dapat
terlihat lebih jelas dibandingkan dengan tanpa minyak imersi
Beberapa faktor kesalahan pada praktikum antara lain pemberian zat warna
yang berlebihan sehingga sel bakteri tidak nampak, kurang maksimalnya dalam
proses fiksasi sehingga masih ada bakteri yang belum mati, dan faktor yang lain
adalah pada proses pencucian terlalu deras dalam membilas zat warna dengan air
sehingga dapat menyebabkan bakteri larut terbawa air.
G.
Kesimpulan
Dari percobaan pewarnaan yang dilakukan dapat ditarik
kesimpulan :
- Pewarnaan bakteri dipengaruhi faktor-faktor antara lain
fiksasi, pelunturan warna, substrat, intensifikasi pewarnaan dan penggunaan zat
warna penutup
- Perbedaan pada garam negatif dan gram positif terletak pada
warnanya pada gram positif berwarna ungu kareana dapat mempertahankan zat
pewarna kristal violet serta perbadaan terjadi pada dinding selnya
- Larutan zat warna yang digunakan pada percobaan perwarnaan
antara lain : alkohol, carbol fuchsin, crystal violet, nigrosin, malachite
green, lugol’s iodida, dan safranin, minyak imersi .
H. Daftar pustaka
-
Dwidjoseputro,
D.1998.Dasar-Dasar Mikrobiologi, Malang : Djambatan
-
Hadiutomo.
1990. Mikrobiologi Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga
-
Lay,
Bibiana.W.1994.Analisis Mikroba di Laboratorium.Jakarta : Rajawali
-
Sutedjo,
Mul Mulyani.1991.Mikrobiologi Tanah.Jakarta : Rineka Cipta
-
Waluyo,
lud. 2004. Mikrobiologi Umum.Malang : UMM Press
CILEGON,11
MEI 2014
Putri Januraeni
Komentar
Posting Komentar